Index» » » » » » » Keperawanan Adalah Sesuatu Yang Sangat Berharga

Keperawanan Adalah Sesuatu Yang Sangat Berharga

Minggu, 24 November 2013

Keperawanan Adalah Sesuatu Yang Sangat Berharga - Keperawanan seorang gadis merupakan sesuatu yang sangat berharga yang dimilikinya. Sepanjang sejarah, budaya di seluruh dunia menempatkan nilai tinggi terhadap keperawanan wanita. Namun zaman pun berubah dan banyak laki-laki maupun wanita yang tidak lagi melihat seks sebagai sesuatu yang tabu. Dan banyak yang memilih seks pra-nikah sebagai realita yang terjadi saat ini.

Bahkan zaman sekarang pasangan yang sedang menjalin hubungan tidak ragu lagi untuk melakukan hubungan intin meskipun belum ada jaminan hubungan mereka akan berujung ke pelaminan. Alhasil banyak pria yang bertanya-tanya bagaimana mengetahui calon mempelainya masih perawan, Kamis (16/6).

Menurut Dr Mahindra Vatsa, dokter kandungan dan konselor seks, nilai-nilai tradisional memang masih kuat tertanam dalam diri kita. Kaum pria pun berhati-hati saat memilih pasangan. "Salah satu pertanyaan paling umum yang saya dapatkan adalah Bagaimana saya tahu bahwa calon mempelai saya atau pacar masih perawan?" Satu-satunya jawaban saya adalah bahwa tidak ada cara untuk mengetahui, "kata Dr Vatsa.




Vasta menjelaskan, masalah keperawanan kembali kepada pria dan keluarganya. Lalu apakah budaya tradisional tidak menghalangi pasangan terlibat seks pra-nikah? "Setelah pasangan bertunangan, itu seperti lisensi untuk menikah. Sehingga mereka merasa dapat melakukan apa saja," jelasnya.

Beberapa pasien Vasta umumnya datang dengan keluhan jika istrinya tidak berdarah saat malam pertama. Padahal tidak semua wanita berdarah saat berhubungan intim pertama kalinya. "Mereka curiga pasangannya sudah tidak perawan lagi," katanya.

"Yang benar adalah bahwa kehadiran selaput dara yang pecah (yang mengakibatkan pendarahan) bukanlah tanda keperawanan. Beberapa wanita lahir tanpa itu, ada yang sangat elastis sehingga tidak pecah sedangkan untuk beberapa hal itu begitu rapuh di mana dengan aktivitas yang lebih intens mungkin sudah pecah tanpa mereka sadari, "kata seksolog Dr Rajan Bhonsle.

Sebuah selaput dara utuh bukanlah tanda pasti keperawanan. Selaput dara seorang wanita bisa pecah oleh kegiatan non-seksual seperti olahraga yang intens, menari, duduk mengangkang pada dua roda, dll. Pada kenyataannya, dalam statistik, hanya 42 persen wanita yang berdarah saat pertama kali berhubungan seksual.

Dengan kemajuan teknologi kedokteran saat ini, seorang ahli bedah plastik dapat dengan mudah merekonstruksi lapisan jaringan menyerupai selaput dara (prosedur ini disebut Hymenoplasty).

Bagi beberapa pria, terutama yang dibesarkan di keluarga yang sangat ortodoks atau bersama keluarga kuno, anggota keluarga cenderung mempengaruhi keputusan mereka.

"Dalam banyak keluarga mereka tidak menyukai seperti jatuh cinta atau seks sebelum menikah dengan gadis pemberani. Alasan mereka menolak anak perempuan tersebut adalah bahwa pasca-pernikahan, gadis itu juga akan melanjutkan dengan perilaku yang sama," jelas dr Bhonsle. ( liputan6.com)

CATATAN

Wanita yang kehilangan keperawanannya di usia remaja cenderung untuk bercerai di kemudian hari. Demikian hasil penelitian yang dilakukan oleh para ahli di Universitas Iowa.

Penelitian melibatkan 3.793 partisipan. Ditemukan, 31 persen wanita yang tidak perawan sejak berusia belia berisiko mengalami perceraian pada usia pernikahan yang ke-5. Sedangkan 47 persen lainnya bercerai pada usia pernikahan yang ke-10.

Hasil ini berbeda dengan wanita yang mampu menjaga keperawannya. Hanya 15 persen saja dari pasangan ini berisiko mengalami perceraian pada usia pernikahan yang ke-5 dan 27 persen pada usia pernikahan ke-10.

"Ketika hubungan seksual pertama terjadi di awal masa remaja, sebelum usia 16, Wanita lebih mungkin untuk bercerai. Bahkan jika pengalaman seksual pertama tersebut adalah inisiatifnya sendiri dan tanpa paksaan," demikian tulis para peneliti dalam laporan hasil penelitian yang diterbitkan oleh Journal of Marriage and Family.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar